Kata-kata Aneh Orang-orang Terkenal - Thread Not Solved Yet
Wikimuers pasti sudah sering mendengar atau membaca kata-kata bijaksana dari orang-orang yang terkenal. Tapi barangkali belum pernah mendengar bahwa mereka pun bisa berkata-kata yang kedengarannya aneh, bahkan mungkin tidak masuk akal.
Berikut ini adalah daftar kata-kata aneh dari mereka yang terkenal tersebut :
Ir. Soekarno, Presiden Pertama RI :
Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak itu adalah hal yang lumrah.
Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI :
Nabi saja seorang pemimpin, tapi nggak sarjana kok.
Mark Twain,Penulis :
Saya tidak suka dengan perkelahian. Bila saya memiliki musuh, saya akan memaafkannya, mengajaknya ke tempat yang tenang, baru menghabisinya di sana.
Ann Landers,Kolumnis :
Satu dari empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. Bila tiga orang yang Anda kenal baik-baik saja, berarti Andalah yang mengalaminya.
Henry Ford,Pendiri Ford Motor :
Berpikir adalah pekerjaan terberat, karena itulah sedikit sekali orang yang mau menggunakan otaknya.
Alexander Dumas the Younger, Pebisnis :
Bisnis ? Caranya mudah sekali: gunakan saja uang orang lain.
Angie Dickinson, Aktris :
Saya berbusana agar dilihat wanita, dan menanggalkan busana agar dilihat pria.
Albert Einstein, Fisikawan :
Memahami pajak adalah hal yang paling sulit dimengerti di dunia ini.
Roberto Goizueta, Pemimpin Coca Cola :
Musuh-musuh kita adalah kopi, susu, teh dan air putih.
John Paul Getty, Miliarder :
Bila Anda berhutang 100 Dollar, andalah yang pusing. Tapi bila Anda berhutang 100 juta Dollar, bank yang akan pusing.
Herbert Hoover, Presiden AS ke -31 :
Berbahagialah generasi muda, karena merekalah yang akan mewarisi hutang bangsa.
AnatoleFrance, Penulis :
Buku sejarah yang tidak mengandung kebohongan pastilah sangat membosankan.
T.S. Eliot,Penulis :
Pemulis yang masih muda, meniru. Penulis yang sudah berpengalaman, mencuri ide.
Agatha Christie, Novelis Misteri :
Kolektor barang antik adalah suami yang paling baik, karena semakin tua istrinya, semakin ia mencintainya.
Alan King, Komedian :
Bila engkau ingin membaca tentang cinta dan perkawinan, maka engkau harus membaca dua buku yang berbeda.
Voltaire,Filsuf :
Apabila kita bicara soal uang, maka semua orang sama agamanya.
D.H. Lawrence,Penyair :
Hasil dari kerja adalah uang. Hasil dari uang adalah lebih banyak uang. Hasil dari lebih banyak uang adalah kompetisi yang ganas. Hasil dari kompetisi yang ganas adalah dunia yang kita diami ini.
Lyndon B. Johnson, Presiden AS ke-36 :
Apabila dua orang selalu sepakat dalam segala hal, itu berarti cuma satu orang yang berpikir.
Robert Neville, Aktor :
Hidup bersama orang suci ternyata jauh lebih melelahkan daripada menjadi orang suci itu sendiri.
Charles de Gaulle, Presiden Perancis Pertama :
Politisi tidak pernah percaya akan ucapan mereka sendiri, karena itulah mereka sangat terkejut bila rakyat mempercayainya.
Thomas Alva Edison, Penemu :
Banyak orang yang percaya bahwa suatu hari kala mereka bangun dari tidur, mereka sudah menjadi kaya. Sesungguhnya mereka sudah separuh benar karena mereka memang telah bangun dari tidur.
James Baldwin,Penulis, Aktor :
Semua orang memuji-muji surga, tapi tidak ada yang mau pergi ke sana sekarang juga.
Benjamin Franklin, Negarawan :
Orang yang pandai meminta-minta maaf, jarang sekali pandai melakukan hal-hal lain.
Joseph Stalin, Pemimpin Politik :
Kematian satu orang adalah tragedi, kematian jutaan orang adalah statistik.
Will Rogers,Pelawak Politik :
Politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun kita harus mengeluarkan banyak uang.
Adolf Hitler,Pemimpin Nazi :
Alangkah beruntungnya penguasa bila rakyatnya tidak bisa berpikir.
Jumat, 15 April 2011
70 kata bijak dari penulis terkenal di dunia
1. Marah itu gampang. Tapi marah kepada siapa, dengan kadar kemarahan yang pas, pada saat dan tujuan yang tepat, serta dengan cara yang benar itu yang sulit. (Aristoteles)
2. Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick).
3. Jangan pernah melupakan apa pun yang dikatakan seseorang ketika ia marah, karena akan seperti itu pulalah perlakuannya pada Anda. (Henry Ward Beecher)
4. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
5. Bakat terbentuk dalam gelombang kesunyian, watak terbentuk dalam riak besar kehidupan. (Goethe)
6. Secara teoritis saya meyakini hidup harus dinikmati, tapi kenyataannya justru sebaliknya – Karena tak semuanya mudah dinikmati. (Charles Lamb)
7. Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. (Richard Wheeler)
8. Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta mengilhami harapan Anda, (Andrew Carnegie).
9. Kita hanya berfikir ketika kita terbentur pada suatu masalah. (John Dewey)
10.Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita. (Ruchert)
11.Yang baik bagi orang lain adalah selalu yang betul-betul membahagiakannya. (Aristoteles)
12.Semua yang riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil. (Hegel)
13.Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu. (Petrus Claver)
14.Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. (Arthur Hugh Clough)
15.Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)
16.Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)
17.Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)
18.Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)
19.Seorang pendengar yang baik mencoba memahami sepenuhnya apa yang dikatakan orang lain. Pada akhirnya mungkin saja ia sangat tidak setuju, tetapi sebelum ia tidak setuju, ia ingin tahu
dulu dengan tepat apa yang tidak disetujuinya. (Kenneth A. Wells)
20.Seorang pria sudah setengah jatuh cinta kepada wanita yang mau mendengarkan omongannya dengan penuh perhatian. (Brenden Francis)
21.Kebahagian hidup yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati. (W.M. Thancheray)
22.3x25 Watt ≠ 75 Watt
Sebuah bola lampu berukuran 75 watt kelihatan bersinar lebih terang dibandingkan dengan tiga buah bola lampu 25 Watt yang dinyalakan bersamaan.
23.Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan. (Hitopadesa)
24.Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon)
25.Cuma sedikit orang yang menginginkan kebebasan, kebanyakan hanya menginginkan seorang tuan yang adil. (Gaius Sallatus Crispus)
26.Tak diinginkan, tak dicintai, tidak diperhatikan, dilupakan orang, itu merupakan derita kelaparan yang hebat, kemiskinan yang lebih besar daripada orang yang tak bisa makan. Kita harus saling merasakan hal itu. (Ibu Teresa)
27.Pengalaman bukan saja yang telah terjadi pada diri Anda. Melainkan apa yang Anda lakukan dengan kejadian yang Anda alami. (Aldous Huxley)
28.Dunia adalah komedi bagi mereka yan memikirkannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. (Harace Walpole)
29.Saya percaya kata managing berarti memegang burung dara di kepalan tangan. Kalau terlalu kencang ia akan mati. Tapi bila terlalu kendur, bisa terlepas. (Tommy Lasorda)
30 Sejarah manusia merupakan tanah pemakaman dari kebudayaan-kebudayaan yang tinggi, yang rontok karena mereka tidak mampu melakukan reaksi sukarela yang terencana dan rasional untuk menghadapi tantangan. (Erich Fromm)
31.Kemajuan merupakan kata yang merdu. Tetapi perubahanlah penggeraknya dan perubahan mempunyai banyak musuh. (Robert F. Kennedy)
32.Kita mengajarkan disiplin untuk giat, untuk bekerja, untuk kebaikan, bukan agar anak-anak menjadi loyo, pasif, atau penurut. (Maria Montessori)
33.Tugas dan pendidikan ialah mengusahakan agar anak tidak mempunyai anggapan keliru bahwa kebaikan sama dengan bersikap loyo dan kejahatan sama dengan bersikap giat. (Maria Montessori)
34.Kemampuan menertibkan keinginan merupakan latar belakang dari watak. (John Locke 1632-1704)
35.Kebahagian dari setiap negara lebih bergantung pada watak penduduknya daripada bentuk pemerintahannya. (Thomas Chandler Haliburton 1796-1865)
36.Menyikat lantai dan mencuci pispot sama mulianya seperti menjadi presiden. (Richard M. Nixon)
37.Jangan pernah membanting pintu, siapa tau kita harus kembali. (Don Herold)
38.Diplomat ialah orang yang selalu ingat pada ulang tahun seorang wanita tetapi tidak pernah ingat berapa umur wanita itu. (Robert Frost)
39.Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang yang paling takut pada perubahan. (Mignon McLaughlin)
40.Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cendrung menetang perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. (John Steinbeck)
41.Selama hidup saya yang sudah 87 tahun ini, saya telah menyaksikan serentetan revolusi teknologi. Tetapi tidak satu pun diantaranya yang tidak membutuhkan watak yang baik atau kemampuan untuk berfikir. (Bernard M. Baruch)
42.Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)
43.Pendidikan mengembangkan kemampuan, tetapi tidak menciptakannya. (Voltaire)
44.Pendidikan yang baik tidak menjamin pembentukan watak yang baik. (Fonttenelle)
45.Setelah makan, pendidikan merupakan kebutuhan utama rakyat. (Danton)
46.Kerendahan hati disukai orang-orang terkenal. Namun orang yang bukan apa-apa sulit untuk rendah hati. (Paul Valěry)
47.Emansipasi merupakan seni untuk berdiri di atas kaki sendiri namun dipeluk tangan orang lain. (Alex Winter)
48.Sebelum menikah saya mempunyai enam teori tentang bagaimana mendidik anak. Kini saya mempunyai enam anak dan tidak mempunyai teori. (John Wilmot, Earl of Rochester 1647-1680)
49.Kebahagiaan itu seperti batu arang, ia diperoleh sebagai produk sampingan dalam proses pembuatan sesuatu. (Aldous Huxley)
50.Dari pesawat terbang yang saya cintai, saya melihat ilmu pengetahuan yang saya puja memusnahkan kebudayaan, padahal saya mengharapkan mereka dimanfaatkan untuk kebudayaan. (Charles A. Lindbergh, Jr.)
51.Harapan adalah tiang yang menyangga dunia. (Pliny the Elder)
52.Alat penghemat kerja yang paling populer sampai saat ini masih tetap suami yang berada. (Joey Adams)
53.Seorang arkeolog merupakan suami yang terbaik yang bisa diperoleh wanita; makin tua si istri, makin besar minat suami terhadapnya. (Agatha Cristie)
54.Saya lebih suka lamunan untuk masa akan datang daripada sejarah masa lalu. (Thomas Jefferson 1743-1826)
55.Jangan memberi nasehat kalau tidak diminta. (Erasmus)
56.Manusia mudah dibohongi oleh orang yang dicintainya. (Molire)
57.Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu. (Boileau)
58.Orang yang berjiwa cukupan, merasa bisa menulis dengan hebat. Orang yang berjiwa besar merasa bisa menulis cukupan. (La Bruyère)
59.Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri. (La Fontaine)
60.Tidak ada yang selembut dan sekeras hati. (G.C. Lichtenberg)
61.Lebih baik mengerti sedikit daripada salah mengerti. (A. France)
62.Orang memerlukan dua tahun untuk berbicara, tetapi limapuluh tahun untuk belajar tutup mulut. (Ernest Hemingway)
63.Penulis buku jarang intelektual. Intelektual ialah mereka yan berbicara tentang buku yang ditulis orang lain. (Françoise Sagan)
64.Orang yang mencemarkan udara dengan pabriknya dan anak ghetto yang memecahkan kaca etalase toko menunjukkan hal yang sama. Mereka tidak peduli pada orang lain. (Dhaniel Patrick Moynihan)
65.Mereka yang bermimpi di siang hari akan lebih menyadari bahaya yang luput dari penglihatan mereka yang mimpi di malam hari. (Edgar Allen Poe)
66.”Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, “mulai”.Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren)
67.Saya tak hanya menggunakan semua kecerdasan yang dimiliki otak melainkan juga yang dapat saya pinjam. (Woodrow Wilson)
68.Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan. Pemenang adalah penghargaan atas kesuksesannya. (Bob Gilbert)
69.Bila Anda mengatakan apa yang Anda pikirkan, jangan harap hanya mendengar apa yang Anda sukai. (Malcom S. Forbes)
70.Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya. (Douglas Jerrold)
2. Kesakitan membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick).
3. Jangan pernah melupakan apa pun yang dikatakan seseorang ketika ia marah, karena akan seperti itu pulalah perlakuannya pada Anda. (Henry Ward Beecher)
4. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)
5. Bakat terbentuk dalam gelombang kesunyian, watak terbentuk dalam riak besar kehidupan. (Goethe)
6. Secara teoritis saya meyakini hidup harus dinikmati, tapi kenyataannya justru sebaliknya – Karena tak semuanya mudah dinikmati. (Charles Lamb)
7. Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur. (Richard Wheeler)
8. Bila Anda ingin bahagia, buatlah tujuan yang bisa mengendalikan pikiran, melepaskan tenaga, serta mengilhami harapan Anda, (Andrew Carnegie).
9. Kita hanya berfikir ketika kita terbentur pada suatu masalah. (John Dewey)
10.Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita. (Ruchert)
11.Yang baik bagi orang lain adalah selalu yang betul-betul membahagiakannya. (Aristoteles)
12.Semua yang riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil. (Hegel)
13.Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu. (Petrus Claver)
14.Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. (Arthur Hugh Clough)
15.Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)
16.Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)
17.Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)
18.Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)
19.Seorang pendengar yang baik mencoba memahami sepenuhnya apa yang dikatakan orang lain. Pada akhirnya mungkin saja ia sangat tidak setuju, tetapi sebelum ia tidak setuju, ia ingin tahu
dulu dengan tepat apa yang tidak disetujuinya. (Kenneth A. Wells)
20.Seorang pria sudah setengah jatuh cinta kepada wanita yang mau mendengarkan omongannya dengan penuh perhatian. (Brenden Francis)
21.Kebahagian hidup yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati. (W.M. Thancheray)
22.3x25 Watt ≠ 75 Watt
Sebuah bola lampu berukuran 75 watt kelihatan bersinar lebih terang dibandingkan dengan tiga buah bola lampu 25 Watt yang dinyalakan bersamaan.
23.Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan. (Hitopadesa)
24.Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon)
25.Cuma sedikit orang yang menginginkan kebebasan, kebanyakan hanya menginginkan seorang tuan yang adil. (Gaius Sallatus Crispus)
26.Tak diinginkan, tak dicintai, tidak diperhatikan, dilupakan orang, itu merupakan derita kelaparan yang hebat, kemiskinan yang lebih besar daripada orang yang tak bisa makan. Kita harus saling merasakan hal itu. (Ibu Teresa)
27.Pengalaman bukan saja yang telah terjadi pada diri Anda. Melainkan apa yang Anda lakukan dengan kejadian yang Anda alami. (Aldous Huxley)
28.Dunia adalah komedi bagi mereka yan memikirkannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya. (Harace Walpole)
29.Saya percaya kata managing berarti memegang burung dara di kepalan tangan. Kalau terlalu kencang ia akan mati. Tapi bila terlalu kendur, bisa terlepas. (Tommy Lasorda)
30 Sejarah manusia merupakan tanah pemakaman dari kebudayaan-kebudayaan yang tinggi, yang rontok karena mereka tidak mampu melakukan reaksi sukarela yang terencana dan rasional untuk menghadapi tantangan. (Erich Fromm)
31.Kemajuan merupakan kata yang merdu. Tetapi perubahanlah penggeraknya dan perubahan mempunyai banyak musuh. (Robert F. Kennedy)
32.Kita mengajarkan disiplin untuk giat, untuk bekerja, untuk kebaikan, bukan agar anak-anak menjadi loyo, pasif, atau penurut. (Maria Montessori)
33.Tugas dan pendidikan ialah mengusahakan agar anak tidak mempunyai anggapan keliru bahwa kebaikan sama dengan bersikap loyo dan kejahatan sama dengan bersikap giat. (Maria Montessori)
34.Kemampuan menertibkan keinginan merupakan latar belakang dari watak. (John Locke 1632-1704)
35.Kebahagian dari setiap negara lebih bergantung pada watak penduduknya daripada bentuk pemerintahannya. (Thomas Chandler Haliburton 1796-1865)
36.Menyikat lantai dan mencuci pispot sama mulianya seperti menjadi presiden. (Richard M. Nixon)
37.Jangan pernah membanting pintu, siapa tau kita harus kembali. (Don Herold)
38.Diplomat ialah orang yang selalu ingat pada ulang tahun seorang wanita tetapi tidak pernah ingat berapa umur wanita itu. (Robert Frost)
39.Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang yang paling takut pada perubahan. (Mignon McLaughlin)
40.Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cendrung menetang perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. (John Steinbeck)
41.Selama hidup saya yang sudah 87 tahun ini, saya telah menyaksikan serentetan revolusi teknologi. Tetapi tidak satu pun diantaranya yang tidak membutuhkan watak yang baik atau kemampuan untuk berfikir. (Bernard M. Baruch)
42.Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)
43.Pendidikan mengembangkan kemampuan, tetapi tidak menciptakannya. (Voltaire)
44.Pendidikan yang baik tidak menjamin pembentukan watak yang baik. (Fonttenelle)
45.Setelah makan, pendidikan merupakan kebutuhan utama rakyat. (Danton)
46.Kerendahan hati disukai orang-orang terkenal. Namun orang yang bukan apa-apa sulit untuk rendah hati. (Paul Valěry)
47.Emansipasi merupakan seni untuk berdiri di atas kaki sendiri namun dipeluk tangan orang lain. (Alex Winter)
48.Sebelum menikah saya mempunyai enam teori tentang bagaimana mendidik anak. Kini saya mempunyai enam anak dan tidak mempunyai teori. (John Wilmot, Earl of Rochester 1647-1680)
49.Kebahagiaan itu seperti batu arang, ia diperoleh sebagai produk sampingan dalam proses pembuatan sesuatu. (Aldous Huxley)
50.Dari pesawat terbang yang saya cintai, saya melihat ilmu pengetahuan yang saya puja memusnahkan kebudayaan, padahal saya mengharapkan mereka dimanfaatkan untuk kebudayaan. (Charles A. Lindbergh, Jr.)
51.Harapan adalah tiang yang menyangga dunia. (Pliny the Elder)
52.Alat penghemat kerja yang paling populer sampai saat ini masih tetap suami yang berada. (Joey Adams)
53.Seorang arkeolog merupakan suami yang terbaik yang bisa diperoleh wanita; makin tua si istri, makin besar minat suami terhadapnya. (Agatha Cristie)
54.Saya lebih suka lamunan untuk masa akan datang daripada sejarah masa lalu. (Thomas Jefferson 1743-1826)
55.Jangan memberi nasehat kalau tidak diminta. (Erasmus)
56.Manusia mudah dibohongi oleh orang yang dicintainya. (Molire)
57.Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu. (Boileau)
58.Orang yang berjiwa cukupan, merasa bisa menulis dengan hebat. Orang yang berjiwa besar merasa bisa menulis cukupan. (La Bruyère)
59.Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukkan hati sendiri. (La Fontaine)
60.Tidak ada yang selembut dan sekeras hati. (G.C. Lichtenberg)
61.Lebih baik mengerti sedikit daripada salah mengerti. (A. France)
62.Orang memerlukan dua tahun untuk berbicara, tetapi limapuluh tahun untuk belajar tutup mulut. (Ernest Hemingway)
63.Penulis buku jarang intelektual. Intelektual ialah mereka yan berbicara tentang buku yang ditulis orang lain. (Françoise Sagan)
64.Orang yang mencemarkan udara dengan pabriknya dan anak ghetto yang memecahkan kaca etalase toko menunjukkan hal yang sama. Mereka tidak peduli pada orang lain. (Dhaniel Patrick Moynihan)
65.Mereka yang bermimpi di siang hari akan lebih menyadari bahaya yang luput dari penglihatan mereka yang mimpi di malam hari. (Edgar Allen Poe)
66.”Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, “mulai”.Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren)
67.Saya tak hanya menggunakan semua kecerdasan yang dimiliki otak melainkan juga yang dapat saya pinjam. (Woodrow Wilson)
68.Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan. Pemenang adalah penghargaan atas kesuksesannya. (Bob Gilbert)
69.Bila Anda mengatakan apa yang Anda pikirkan, jangan harap hanya mendengar apa yang Anda sukai. (Malcom S. Forbes)
70.Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa berkembang dengan cara merawatnya. (Douglas Jerrold)
Rabu, 13 April 2011
jawaban ketika di tanya ....KAPAN NIKAH...?
"KAPAN NIKAH???"
"UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH!!!"
"JANGAN LAMA-LAMA!!!!"
"JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"
tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari orang-orang disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua (sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe...)
KAPAN NIKAH????
ya gak tau! emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri? emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan kesendirian gue.
UDAH JANGAN MILIH-MILIH!!!
Kok jangan milih-milih sih?. MEMILIH ITU PENTING.
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe....)
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si pria A dan bukan si pria B, berarti gue sudah melakukan pemilihan.
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan pria yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah melakukan pemilihan.
SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.
JANGAN LAMA-LAMA!!!
LHAAAA...emangnya gue si hunter (nama anjing gue) yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.
JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!!
Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha....nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit bukan jatuh dari langit. Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah, kalo gue tanya alasannya pasti karena umur, desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku, takut dibilang perawan tua.
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah.
Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah diumur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak pernah ngecek hahahahh....)
Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai. (materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta)
Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan nanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukan mereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai...kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.
JADI LU GAK PENGEN NIKAH?
gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani sendirian (ceileee...puitis amat lu), gue pengen nikah karena gue menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi...jadi malu nih), dan masih banyak lagi tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama yang DIATAS.
DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME, CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES
"UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH!!!"
"JANGAN LAMA-LAMA!!!!"
"JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"
tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gue denger dari orang-orang disekitar gue... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua (sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe...)
KAPAN NIKAH????
ya gak tau! emang kenapa sih kalo gue masih pengen sendiri? emangnya gue bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan kesendirian gue.
UDAH JANGAN MILIH-MILIH!!!
Kok jangan milih-milih sih?. MEMILIH ITU PENTING.
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gue sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe....)
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan si pria A dan bukan si pria B, berarti gue sudah melakukan pemilihan.
Pada saat gue memutuskan untuk menikah dengan pria yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gue sudah melakukan pemilihan.
SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.
JANGAN LAMA-LAMA!!!
LHAAAA...emangnya gue si hunter (nama anjing gue) yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.
JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!!
Gue gak ngejar karier, gue ngejar gajinya hahahha....nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit bukan jatuh dari langit. Gue justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah, kalo gue tanya alasannya pasti karena umur, desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku, takut dibilang perawan tua.
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gue "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah memang "gue itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia tulang rusuk gue " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah.
Gue tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gue, tapi gue gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah diumur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gue ya, soalnya gue sendiri gak pernah ngecek hahahahh....)
Malah menurut gue menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai. (materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta)
Gue juga gak mau menikah karena desakan orang tua atau karena takut dibilang perawan tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gue bukan mereka, yang bakalan nanggung semua resiko kalo ada masalah kan gue bukan mereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai...kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.
JADI LU GAK PENGEN NIKAH?
gue pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gue pengen nikah karena gue menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani sendirian (ceileee...puitis amat lu), gue pengen nikah karena gue menyadari gue membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam segi spiritual dan material, gue pengen nikah karena gue butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi...jadi malu nih), dan masih banyak lagi tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama yang DIATAS.
DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON, LET ME WAIT MY TIME, CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON WHEN THE TIME COMES
KUMPULAN KATA KATA BIJAK SOE HOK GIE
motivasi 14 april 2011
Berikut Ini adalah Kumpulan Kata Kata Bijak dari Soe Hok Gie ( 1942-1969) yang patut untuk di renungkan :
- Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
- Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
- Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
- Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
- Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
- Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
- Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
- Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
- Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
- Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
- Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
- Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
- Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
- To be a human is to be destroyed.
- Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
- Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
- I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
- Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
- Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
- Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.
- Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Berikut Ini adalah Kumpulan Kata Kata Bijak dari Soe Hok Gie ( 1942-1969) yang patut untuk di renungkan :
- Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
- Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
- Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
- Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
- Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
- Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
- Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
- Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
- Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
- Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
- Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
- Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
- Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
- To be a human is to be destroyed.
- Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
- Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
- I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
- Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
- Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
- Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.
- Tak ada lagi rasa benci pada siapapun. Agama apapun, ras apapun dan bangsa apapun. Dan melupakan perang dan kebencian. Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Selasa, 05 April 2011
Karenanya Akan Ada Yang Sayang Kepada Kita
Karenanya Akan Ada Yang Sayang Kepada Kita
Selasa, 05/04/2011 06:24 WIB | email | print
Oleh Addy Aba Salma
Siapa yang tidak jenuh dan bosan ketika menunggu, apalagi ketika yang ditunggu tidak kunjung datang, be-te kata anak zaman sekarang, “Ya iya lah masa ya iya dong, udah di tungguin janjian jam 8 dateng jam 9, dasar jam karet, bener-bener be-te neh jadinya…”, ya gitu deh, adanya dumelan dari mulut seseorang yang jenuh dan bosan menunggu. Tetapi itu sepertinya sudah biasa terjadi, dan kita pun juga pernah tentunya merasakan, menunggu. Be-te!
Ada lagi menunggu yang lain. Yaitu menunggu kereta api yang akan lewat di perlintasan pintu rel kereta api. Pastinya jangan macam-macam untuk berani melewatinya. Baiknya kita memang menunggu, menungu sampai kereta api itu lewat dan pintu perlintasan rel kereta api di buka. Baru kita bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan selamat. Kesal juga jadinya kalau yang lewat nggak taunya cuma kepala lokomotifnya aja, ada juga yang ngedumel “udeh lama nunggu, eh cuma kepala lokomotifnya aje yang lewat…”. Kepala lokomotif kereta api itupun berlalu dengan pelannya, Tuut… tuuut… nguuung jejes jejes…
Masih banyak lagi menunggu-menunggu yang lainnya. Dan dari sekian banyak menunggu, ingin tahu tidak? ada sebenarnya menunggu yang tidak membuat kita bosan, jenuh, be-te dan kesal, karena yang di tunggu pastilah datang, tepat waktu lagi. Dan karenanya akan ada yang sayang kepada kita. Beneran, suer…
Tetapi kebanyakan orang jarang melakukannya untuk menunggu yang satu ini, karena kesibukan aktivitas atau karena hal lainnya. Menunggu yang ini memang bukan menunggu dalam urusan dunia, tetapi menunggu dalam urusan akhirat, menunggu datangnya waktu shalat. Kebanyakan dari kita tidak menunggu datangnya waktu shalat, kita tidak mengalokasikan waktu yang ada untuk menunggu datangnya waktu shalat. Kita datang ke masjid/mushalla ketika adzan telah berlalu, dan kaki mulai melangkah menuju masjid ketika iqamat dikumandangkan. Dan sering juga kita datang ke masjid/mushalla ketika imam dan makmum telah selesai shalat berjama’ah. Tidak pernah kita berdiri untuk shalat berada di shaf pertamanya.
Jangan menunggu setengah atau satu jam sebelumnya, karena kita ada aktivitas lainnya, mungkin bekerja atau belajar. Kita bisa menunggu sambil melakukan aktivitas kerja atau belajar, dan ketika adzan terdengar bersegera kita untuk berangkat ke masjid/mushalla.
Tetapi ketika kita memang memiliki waktu luang, di hari libur misalnya, sesekali kita coba untuk menunggu waktu shalat itu setengah atau satu jam sebelum waktu shalat itu datang. Kita sudah berada di dalam masjid/mushalla, niatkan untuk i’tikaf sambil berdzikir atau tilawah al qur’an misalnya.
Tahu tidak? dari apa yang kita lakukan itu, dalam menunggu datangnya waktu shalat, ada malaikat yang senantiasa mendo’akan kita.
“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim)
Dari keterangan hadist di atas bahwa orang yang menunggu datangnya waktu shalat dalam keadaan suci akan dido’akan oleh malaikat “Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah sayangilah ia”.
Kalau malaikat yang sudah berdo’a, maka tidak ada lagi sekat penghalang untuk terkabulnya do’a itu. Dan yang akan sayang kepada kita adalah Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah menciptakan kita. Beneran, suer…
Wallahu a’lam.
Selasa, 05/04/2011 06:24 WIB | email | print
Oleh Addy Aba Salma
Siapa yang tidak jenuh dan bosan ketika menunggu, apalagi ketika yang ditunggu tidak kunjung datang, be-te kata anak zaman sekarang, “Ya iya lah masa ya iya dong, udah di tungguin janjian jam 8 dateng jam 9, dasar jam karet, bener-bener be-te neh jadinya…”, ya gitu deh, adanya dumelan dari mulut seseorang yang jenuh dan bosan menunggu. Tetapi itu sepertinya sudah biasa terjadi, dan kita pun juga pernah tentunya merasakan, menunggu. Be-te!
Ada lagi menunggu yang lain. Yaitu menunggu kereta api yang akan lewat di perlintasan pintu rel kereta api. Pastinya jangan macam-macam untuk berani melewatinya. Baiknya kita memang menunggu, menungu sampai kereta api itu lewat dan pintu perlintasan rel kereta api di buka. Baru kita bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan selamat. Kesal juga jadinya kalau yang lewat nggak taunya cuma kepala lokomotifnya aja, ada juga yang ngedumel “udeh lama nunggu, eh cuma kepala lokomotifnya aje yang lewat…”. Kepala lokomotif kereta api itupun berlalu dengan pelannya, Tuut… tuuut… nguuung jejes jejes…
Masih banyak lagi menunggu-menunggu yang lainnya. Dan dari sekian banyak menunggu, ingin tahu tidak? ada sebenarnya menunggu yang tidak membuat kita bosan, jenuh, be-te dan kesal, karena yang di tunggu pastilah datang, tepat waktu lagi. Dan karenanya akan ada yang sayang kepada kita. Beneran, suer…
Tetapi kebanyakan orang jarang melakukannya untuk menunggu yang satu ini, karena kesibukan aktivitas atau karena hal lainnya. Menunggu yang ini memang bukan menunggu dalam urusan dunia, tetapi menunggu dalam urusan akhirat, menunggu datangnya waktu shalat. Kebanyakan dari kita tidak menunggu datangnya waktu shalat, kita tidak mengalokasikan waktu yang ada untuk menunggu datangnya waktu shalat. Kita datang ke masjid/mushalla ketika adzan telah berlalu, dan kaki mulai melangkah menuju masjid ketika iqamat dikumandangkan. Dan sering juga kita datang ke masjid/mushalla ketika imam dan makmum telah selesai shalat berjama’ah. Tidak pernah kita berdiri untuk shalat berada di shaf pertamanya.
Jangan menunggu setengah atau satu jam sebelumnya, karena kita ada aktivitas lainnya, mungkin bekerja atau belajar. Kita bisa menunggu sambil melakukan aktivitas kerja atau belajar, dan ketika adzan terdengar bersegera kita untuk berangkat ke masjid/mushalla.
Tetapi ketika kita memang memiliki waktu luang, di hari libur misalnya, sesekali kita coba untuk menunggu waktu shalat itu setengah atau satu jam sebelum waktu shalat itu datang. Kita sudah berada di dalam masjid/mushalla, niatkan untuk i’tikaf sambil berdzikir atau tilawah al qur’an misalnya.
Tahu tidak? dari apa yang kita lakukan itu, dalam menunggu datangnya waktu shalat, ada malaikat yang senantiasa mendo’akan kita.
“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendo’akannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Muslim)
Dari keterangan hadist di atas bahwa orang yang menunggu datangnya waktu shalat dalam keadaan suci akan dido’akan oleh malaikat “Ya Allah ampunilah ia, Ya Allah sayangilah ia”.
Kalau malaikat yang sudah berdo’a, maka tidak ada lagi sekat penghalang untuk terkabulnya do’a itu. Dan yang akan sayang kepada kita adalah Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah menciptakan kita. Beneran, suer…
Wallahu a’lam.
Minggu, 03 April 2011
Bertepatan, Bukan Kebetulan
Bertepatan, Bukan Kebetulan
Kamis, 31/03/2011 05:44 WIB | email | print
Oleh Mamah Hikmatussa'adah
Kulirik hand phoneku, pukul 16.15. Aku segera bergegas keluar dari rumah, menuju suatu tempat. Agak tergesa-gesa karena acara yang dijadwalkan adalah pukul 16.00. Aku berdoa semoga aku tak melewatkan sedikit pun tausiyah yang akan disampaikan dalam acara tersebut. Sore itu tak hanya aku, tapi kami semua beramai-ramai hadir dalam sebuah acara tausiyah yang disampaikan oleh ustadz tamu yang jauh datang dari kota Klaten.
Bagi kami, para perantau di kota Batu Bara ini, jika ada kesempatan bertemu dengan ustadz tamu yang singgah ke kota kami baik itu sengaja diundang atau dalam perjalanan dinas lainnya, maka tidak akan kami sia-siakan begitu saja. Selain menambah ilmu, berbagi pengalaman, kami juga bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Dalam tausiyah yang disampaikan oleh masing-masing ustadz pun tentulah berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka di bidang masing-masing.
Ajang ini pun sering dijadikan acara reuni kecil bagiku. Bertemu dengan teman-teman, tetangga, saudara seiman yang terkadang tanpa kusadari, padatnya aktifitas masing-masing membuatku tak bisa leluasa bertemu muka dengan mereka atau sekedar menjabat tangannya, merasa rindu jika tidak bertemu dengan mereka. Dan hanya dalam forum seperti inilah kami bisa bertemu.
Sore itu, ada kalimat pembuka yang menarik perhatianku yang disampaikan oleh sang ustadz, “Alhamdulillah, saya bisa menginjakkan kaki di Kota ini lagi, ini bertepatan, bukan kebetulan, saya ada kegiatan memberikan tes untuk calon siswa-siswi yang ingin masuk ke sekolah kami di Klaten.”
Setelah sampai di rumah, aku kembali membaca catatanku, pengingat yang disampaikan ustadz tadi kembali menyemangati aktifitasku. Semua yang ada di alam ini memang bukan kebetulan, tapi semuanya sudah diciptakan oleh Alloh SWT. Tapi seringkali kita lebih nyaman mengatakan, “kebetulan ini hari libur jadi aku bisa menemanimu,” daripada mengatakan, “bertepatan ini hari libur jadi aku bisa menemanimu.” Terasa janggal dan aneh didengar. Tapi itu karena kita belum terbiasa mengucapkannya.
Dari kalimat “bertepatan bukan kebetulan” yang ku kutip dari ustadz tadi, membuatku tersadar kembali, memang tak ada yang kebetulan, tapi semua diatur Alloh sesuai ketentuan Nya. Jikalau memang sebuah kebetulan, sekali lagi itu bukan kebetulan, tapi merupakan rencana Alloh yang sangat pas dan tepat dengan kondisi kita, sehingga tanpa sadar mulut kita refleks menyebut “kebetulan” dalam setiap perbincangan sehari-hari. Padahal itu adalah sebuah takdir yang diberikan untuk kita dan lebih pantas disebut “bertepatan.”
Astaghfirulloh.
Kembali aku terenyuh, betapa selama ini selalu mengatakan kata “kebetulan” dalam keseharianku, tanpa kusadari aku mendahului kehendak Nya, merasa seolah-olah akulah yang menciptakan kejadian ini sehingga pas dan tepat timingnya. Melupakan siapa sebenarnya pemilik kekuasaan di dunia ini yang Maha Mengatur. Dan kembali tersungkur mohon ampun mengingat akulah hamba yang lemah tanpa daya apa-apa jika bukan karena Nya.
Astaghfirulloh.
Manusia memang tempatnya lupa. Tapi manusia yang beruntung adalah manusia yang mau berubah dari kejahilan menuju kebaikan jika diberi peringatan dan isyarat Nya melalui alam dan lingkungan di sekitar kita.
Wallohu’alam bis showab.
Kamis, 31/03/2011 05:44 WIB | email | print
Oleh Mamah Hikmatussa'adah
Kulirik hand phoneku, pukul 16.15. Aku segera bergegas keluar dari rumah, menuju suatu tempat. Agak tergesa-gesa karena acara yang dijadwalkan adalah pukul 16.00. Aku berdoa semoga aku tak melewatkan sedikit pun tausiyah yang akan disampaikan dalam acara tersebut. Sore itu tak hanya aku, tapi kami semua beramai-ramai hadir dalam sebuah acara tausiyah yang disampaikan oleh ustadz tamu yang jauh datang dari kota Klaten.
Bagi kami, para perantau di kota Batu Bara ini, jika ada kesempatan bertemu dengan ustadz tamu yang singgah ke kota kami baik itu sengaja diundang atau dalam perjalanan dinas lainnya, maka tidak akan kami sia-siakan begitu saja. Selain menambah ilmu, berbagi pengalaman, kami juga bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Dalam tausiyah yang disampaikan oleh masing-masing ustadz pun tentulah berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka di bidang masing-masing.
Ajang ini pun sering dijadikan acara reuni kecil bagiku. Bertemu dengan teman-teman, tetangga, saudara seiman yang terkadang tanpa kusadari, padatnya aktifitas masing-masing membuatku tak bisa leluasa bertemu muka dengan mereka atau sekedar menjabat tangannya, merasa rindu jika tidak bertemu dengan mereka. Dan hanya dalam forum seperti inilah kami bisa bertemu.
Sore itu, ada kalimat pembuka yang menarik perhatianku yang disampaikan oleh sang ustadz, “Alhamdulillah, saya bisa menginjakkan kaki di Kota ini lagi, ini bertepatan, bukan kebetulan, saya ada kegiatan memberikan tes untuk calon siswa-siswi yang ingin masuk ke sekolah kami di Klaten.”
Setelah sampai di rumah, aku kembali membaca catatanku, pengingat yang disampaikan ustadz tadi kembali menyemangati aktifitasku. Semua yang ada di alam ini memang bukan kebetulan, tapi semuanya sudah diciptakan oleh Alloh SWT. Tapi seringkali kita lebih nyaman mengatakan, “kebetulan ini hari libur jadi aku bisa menemanimu,” daripada mengatakan, “bertepatan ini hari libur jadi aku bisa menemanimu.” Terasa janggal dan aneh didengar. Tapi itu karena kita belum terbiasa mengucapkannya.
Dari kalimat “bertepatan bukan kebetulan” yang ku kutip dari ustadz tadi, membuatku tersadar kembali, memang tak ada yang kebetulan, tapi semua diatur Alloh sesuai ketentuan Nya. Jikalau memang sebuah kebetulan, sekali lagi itu bukan kebetulan, tapi merupakan rencana Alloh yang sangat pas dan tepat dengan kondisi kita, sehingga tanpa sadar mulut kita refleks menyebut “kebetulan” dalam setiap perbincangan sehari-hari. Padahal itu adalah sebuah takdir yang diberikan untuk kita dan lebih pantas disebut “bertepatan.”
Astaghfirulloh.
Kembali aku terenyuh, betapa selama ini selalu mengatakan kata “kebetulan” dalam keseharianku, tanpa kusadari aku mendahului kehendak Nya, merasa seolah-olah akulah yang menciptakan kejadian ini sehingga pas dan tepat timingnya. Melupakan siapa sebenarnya pemilik kekuasaan di dunia ini yang Maha Mengatur. Dan kembali tersungkur mohon ampun mengingat akulah hamba yang lemah tanpa daya apa-apa jika bukan karena Nya.
Astaghfirulloh.
Manusia memang tempatnya lupa. Tapi manusia yang beruntung adalah manusia yang mau berubah dari kejahilan menuju kebaikan jika diberi peringatan dan isyarat Nya melalui alam dan lingkungan di sekitar kita.
Wallohu’alam bis showab.
Karena Aku Sangat Mencintaimu
Karena Aku Sangat Mencintaimu
Kamis, 31/03/2011 14:21 WIB | email | print
Oleh M .jono AG
Istriku,
Terus terang, aku terhenyak atas permintaanmu tadi sore. Sebuah judul engkau sodorkan kedepanku dengan seonggok senyum khasmu. "Mas , coba buat tulisan dengan judul: Karena Aku Sangat Mencintaimu". Judul itu bagiku bukan sekedar judul sebuah tulisan, tetapi tersirat sebuah harapan dan keinginan kokohmu untuk senantiasa berada disampingku, apapun kondisinya.
Dari raut muka dan senyummu aku tahu, engkau tidak mengada–ada terhadap kalimat yang engkau ucapkan walaupun engkau samarkan dengan memintaku membuat tulisan dengan judul usulanmu. Engkau ucapkan itu dengan ketulusan dan kesadaran jiwamu. Bukan sebuah tamparan bagiku Insya Allah, tapi harapanmu yang begitu besar kepada Allah agar rumah tangga yang sudah kita arungi bersama 16 tahun ini tetap dalam bingkai rahmat-Nya. Dan Alhamdulillah rasanya karunia Allah itu mengalir terus di kehidupan kita. Dan semakin hari semakin kita semakin hanyut dalam kasih sayang Allah.
Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu engkau pernah menceritakan salah satu do’amu yang mungkin agak membingungkan bagi sebagian orang. Ternyata engkau sering berdo’a kalau Allah menghendaki memanggil duluan salah satu dari kita ke hadirat-Nya, engkau kepingin sekali disamping diberikan khusnul khotimah juga rentang waktu untuk pemanggilan yang kedua tidak jauh waktunya dari yang pertama. Saat itu aku hanya tersenyum mendengarnya. Tersenyum karena engkau mempunyai harapan besar kepada Yang Maha Besar, yang karunia-Nya teramat luas untuk kita ukur dan kita hitung.
Istriku,
Karena akupun tidak tahu kapan malaikat Izrail diutus pemilik kehidupan ini untuk memanggil hamba-Nya, akupun hanya bisa berdo’a agar doamu dikabulkan Allah SWT. Aku hanya tahu Allah melalui utusan sudah mengirimkan "tanda mata" berupa beberapa helai rambut kita yang sudah mulai tidak hitam lagi. Disamping juga umur yang semakin hari semakin mendekati umur yang diberikan Allah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Karena panggilan itu mesti datang dan tanpa bisa ditunda sedikitpun dan kita mesti siap menjemputnya setiap saat. Dan mudah-mudahan Allah memberikan jalan yang mudah untuk kita melaluinya. Jalan yang mengantarkan kita ke dalam naungan Rahmat-Nya.
Aku sering teringat anak–anak santri di musholla depan rumah kita yang dengan kepolosannya melantunkan syair/pujian dengan bahasa jawa:
Poro sederek kulo sedoyo, jaler estri enom lan tuwo, Mumpung urip no alam dunyo, saben waktu podo ilingo.
(Saudara–saudara semuanya, laki–laki, perempuan, tua, muda, mumpung masih hidup di dunia, setiap saat harus ingat)
Ngelingono yen ono timbalan timbalane ra keno wakilan, Timbalane kang Moho Kuoso gelem ora bakale lungo.
(Ingatlah akan ada panggilan untukmu dari Yang Maha Kuasa dan tidak bisa diwakilkan)
Yen lungane ora dinyono, sugih miskin bakale mrono, Dunyo brono ditinggalno, sing digowo amal ing dunyo
(Waktunya tidak bisa diperkirakan, kaya miskin sama. Semua harta bakal ditinggal, hanya amal sholeh yang dibawa)
Disalini penganggo putih yen wis budal ora biso mulih, Tumpakane kereta jawa roda papat rupa manungsa.
(Pakiannya diganti dengan kafan putih, kalau sudah berangkat tidak mungkin kembali, diantar kereta tapi rodannya manusia)
Jujukane omah guwo tanpo bantal tanpo keloso, Yen omahe gak ono lawange turu dewe gak ono rewange.
(Namanya alam kubur yang tidak mengenal bantal dan tikar, tidak ada pintu keluar, disana sendirian tidak berteman)
Ditutupi anjang-anjang, diuruki den siram kembang, Tanggo dulur podo sambang podo nangis koyo wong nembang.
(Kemudian kubur itu ditutup dan diurug dengan tanah, atasnya disiram kembang, sedangkan tetangga dan saudara yang hadir menagis sedih)
Baru sampai disitu rasanya hampir lepas raga ini. Teringat betapa alam yang akan kita tuju berikutnya adalah alam yang menjadi tanda apakah kita termasuk orang yang beruntung dengan predikat khusnul khotimah, atau justru su’ul khotimah ? Saat menulis inipun air mataku tak terbendung, ingat akan hari yang pasti akan datang kepada kita sementara kita tidak pernah tahu apakah bekal kita cukup atau tidak untuk menuju kesana.
Satu hal yang selalu aku yakini Allah tidak pernah ingkar janji untuk mengampuni hamba-Nya yang mau tobat, begitu juga rahmat-Nya. Karena titik finish kehidupan kita di dunia ini kita tidak pernah tahu, makanya aku sering bilang: "Kalau ada orang yang secara syar’i jauh dari tuntunan perlakukanlah secara wajar. Tidak perlu kita benci, apalagi kita jauhi. Justru dekatilah. Karena ibarat orang lari marathon kita tidak tahu diakah yang sampai duluan, bagaimana sampainya, sehat dan selamatkah dia dan seperti apa kita sebagai peserta yang lainnya?"
Aku juga sering membayangkan ketika tinggal ruhku yang bisa melihat jasad kaku yang sedang dipangku dan dimandikan oleh istri dan keluargaku, mereka semua pada sedih sementara perkataanku tidak bisa lagi didengarnya. Aku hanya bisa memandangi wajah mereka satu persatu, memohon pamit untuk menuju tempat persinggahan kehidupanku berikutnya sebelum dibangkitkan kelak di padang Makhsyar. Menuju tempat yang aku sendiri tidak tahu siapakah yang menemaniku, apakah amal baikku ataukah justru amal jelekku ? Ya Allah … mudahkanlah urusan alam barzah kami.
Istriku,
Salah satu kehebatan dan kelebihan yang diberikan Allah kepada kaum hawa adalah kesetiaan pada pasangan hidupnya. Aku tahu itu dan Insya Allah engkau termasuk didalamnya. Sehingga kadang–kadang perempuan seolah–olah sudah mengalami kiamat pada saat suaminya di panggil Allah. Padahal kehidupan harus tetap kita jalani apapun kondisinya sampai kita juga menerima panggilan-Nya. Bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita pada saat sang suami dipanggil duluan. Justru Allah masih memberikan waktu bagi kita untuk menambah banyaknya bekal yang akan kita bawa kelak. Tempatkanlah kecintaanmu kepada suami dan keluargamu tetap berada di bawah kecintaanmu kepada Allah dan Rasul-Nya. Kasih sayang Allah jauh melebihi cinta dan kasih sayang makhluk apapun di dunia ini. Siapapun yang duluan dipanggilnya pada hakekatnya menuju kepada Sang Maha Rahman dan Rahim. Yang cinta dan kasih sayangnya tidak perlu disangsikan lagi.
Siapapun di dunia ini termasuk aku tentunya kepingin keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah itu tidak hanya berlangsung di dunia, tetapi berlanjut ke akherat kelak, Insya Allah. Karena alam akherat adalah kekal maka sudah semestinya kita mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Satu hal yang mungkin agak berbeda karena memang fitrahnya berbeda adalah keinginanmu agar kalau Allah memanggil salah satu dari kita, sebaiknya kita lanjutkan kehidupan tanpa orang lain di sisi kita. Aku tidak bisa menjawabnya, karena itu domain-Nya Allah. Rasullullah SAW setelah istri pertamanya meninggal barulah beliau menikah lagi. Itulah takdir Allah. Bahkan kalau boleh aku mengusulkan justru seandainya Allah memanggil salah satu dari kita, setelah masa idah tentunya silahkan lakukan sholat, mintalah petunjuk kepada Allah, apakah perlu kita lanjutkan kehidupan ini dengan orang lain, ataukah kita cukup bersendirian karena umur kita yang juga sudah tidak lagi muda.
Bisa jadi kehidupan berikutnya akan menjadi berkah tersendiri ketika kita tetap bersendirian atau bisa juga dengan hadirnya orang yang ditakdirkan Allah untuk mendampingi kita menjadikan bekal akhirat kita juga semakin banyak. Wallahu a’lam. Yang jelas serahkan sepenuhnya kepada kemurahan dan keadilan Allah. Karena kita semua hidup dalam bingkai takdirnya.
Sekali lagi yang ini aku tidak bisa menjawab karena aku tidak pernah tahu takdirku. Hanya aku ikuti maunya Allah saja. Walaupun aku tahu maksud judul yang engkau sodorkan kepadaku, tapi aku juga ingin mengatakan: "hal yang sama…" Wallahu a’lam. Ya Allah … berkahilah kehidupan kami di dunia, di alam barzah dan di akherat kelak.
Kamis, 31/03/2011 14:21 WIB | email | print
Oleh M .jono AG
Istriku,
Terus terang, aku terhenyak atas permintaanmu tadi sore. Sebuah judul engkau sodorkan kedepanku dengan seonggok senyum khasmu. "Mas , coba buat tulisan dengan judul: Karena Aku Sangat Mencintaimu". Judul itu bagiku bukan sekedar judul sebuah tulisan, tetapi tersirat sebuah harapan dan keinginan kokohmu untuk senantiasa berada disampingku, apapun kondisinya.
Dari raut muka dan senyummu aku tahu, engkau tidak mengada–ada terhadap kalimat yang engkau ucapkan walaupun engkau samarkan dengan memintaku membuat tulisan dengan judul usulanmu. Engkau ucapkan itu dengan ketulusan dan kesadaran jiwamu. Bukan sebuah tamparan bagiku Insya Allah, tapi harapanmu yang begitu besar kepada Allah agar rumah tangga yang sudah kita arungi bersama 16 tahun ini tetap dalam bingkai rahmat-Nya. Dan Alhamdulillah rasanya karunia Allah itu mengalir terus di kehidupan kita. Dan semakin hari semakin kita semakin hanyut dalam kasih sayang Allah.
Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu engkau pernah menceritakan salah satu do’amu yang mungkin agak membingungkan bagi sebagian orang. Ternyata engkau sering berdo’a kalau Allah menghendaki memanggil duluan salah satu dari kita ke hadirat-Nya, engkau kepingin sekali disamping diberikan khusnul khotimah juga rentang waktu untuk pemanggilan yang kedua tidak jauh waktunya dari yang pertama. Saat itu aku hanya tersenyum mendengarnya. Tersenyum karena engkau mempunyai harapan besar kepada Yang Maha Besar, yang karunia-Nya teramat luas untuk kita ukur dan kita hitung.
Istriku,
Karena akupun tidak tahu kapan malaikat Izrail diutus pemilik kehidupan ini untuk memanggil hamba-Nya, akupun hanya bisa berdo’a agar doamu dikabulkan Allah SWT. Aku hanya tahu Allah melalui utusan sudah mengirimkan "tanda mata" berupa beberapa helai rambut kita yang sudah mulai tidak hitam lagi. Disamping juga umur yang semakin hari semakin mendekati umur yang diberikan Allah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Karena panggilan itu mesti datang dan tanpa bisa ditunda sedikitpun dan kita mesti siap menjemputnya setiap saat. Dan mudah-mudahan Allah memberikan jalan yang mudah untuk kita melaluinya. Jalan yang mengantarkan kita ke dalam naungan Rahmat-Nya.
Aku sering teringat anak–anak santri di musholla depan rumah kita yang dengan kepolosannya melantunkan syair/pujian dengan bahasa jawa:
Poro sederek kulo sedoyo, jaler estri enom lan tuwo, Mumpung urip no alam dunyo, saben waktu podo ilingo.
(Saudara–saudara semuanya, laki–laki, perempuan, tua, muda, mumpung masih hidup di dunia, setiap saat harus ingat)
Ngelingono yen ono timbalan timbalane ra keno wakilan, Timbalane kang Moho Kuoso gelem ora bakale lungo.
(Ingatlah akan ada panggilan untukmu dari Yang Maha Kuasa dan tidak bisa diwakilkan)
Yen lungane ora dinyono, sugih miskin bakale mrono, Dunyo brono ditinggalno, sing digowo amal ing dunyo
(Waktunya tidak bisa diperkirakan, kaya miskin sama. Semua harta bakal ditinggal, hanya amal sholeh yang dibawa)
Disalini penganggo putih yen wis budal ora biso mulih, Tumpakane kereta jawa roda papat rupa manungsa.
(Pakiannya diganti dengan kafan putih, kalau sudah berangkat tidak mungkin kembali, diantar kereta tapi rodannya manusia)
Jujukane omah guwo tanpo bantal tanpo keloso, Yen omahe gak ono lawange turu dewe gak ono rewange.
(Namanya alam kubur yang tidak mengenal bantal dan tikar, tidak ada pintu keluar, disana sendirian tidak berteman)
Ditutupi anjang-anjang, diuruki den siram kembang, Tanggo dulur podo sambang podo nangis koyo wong nembang.
(Kemudian kubur itu ditutup dan diurug dengan tanah, atasnya disiram kembang, sedangkan tetangga dan saudara yang hadir menagis sedih)
Baru sampai disitu rasanya hampir lepas raga ini. Teringat betapa alam yang akan kita tuju berikutnya adalah alam yang menjadi tanda apakah kita termasuk orang yang beruntung dengan predikat khusnul khotimah, atau justru su’ul khotimah ? Saat menulis inipun air mataku tak terbendung, ingat akan hari yang pasti akan datang kepada kita sementara kita tidak pernah tahu apakah bekal kita cukup atau tidak untuk menuju kesana.
Satu hal yang selalu aku yakini Allah tidak pernah ingkar janji untuk mengampuni hamba-Nya yang mau tobat, begitu juga rahmat-Nya. Karena titik finish kehidupan kita di dunia ini kita tidak pernah tahu, makanya aku sering bilang: "Kalau ada orang yang secara syar’i jauh dari tuntunan perlakukanlah secara wajar. Tidak perlu kita benci, apalagi kita jauhi. Justru dekatilah. Karena ibarat orang lari marathon kita tidak tahu diakah yang sampai duluan, bagaimana sampainya, sehat dan selamatkah dia dan seperti apa kita sebagai peserta yang lainnya?"
Aku juga sering membayangkan ketika tinggal ruhku yang bisa melihat jasad kaku yang sedang dipangku dan dimandikan oleh istri dan keluargaku, mereka semua pada sedih sementara perkataanku tidak bisa lagi didengarnya. Aku hanya bisa memandangi wajah mereka satu persatu, memohon pamit untuk menuju tempat persinggahan kehidupanku berikutnya sebelum dibangkitkan kelak di padang Makhsyar. Menuju tempat yang aku sendiri tidak tahu siapakah yang menemaniku, apakah amal baikku ataukah justru amal jelekku ? Ya Allah … mudahkanlah urusan alam barzah kami.
Istriku,
Salah satu kehebatan dan kelebihan yang diberikan Allah kepada kaum hawa adalah kesetiaan pada pasangan hidupnya. Aku tahu itu dan Insya Allah engkau termasuk didalamnya. Sehingga kadang–kadang perempuan seolah–olah sudah mengalami kiamat pada saat suaminya di panggil Allah. Padahal kehidupan harus tetap kita jalani apapun kondisinya sampai kita juga menerima panggilan-Nya. Bukan berarti Allah tidak sayang kepada kita pada saat sang suami dipanggil duluan. Justru Allah masih memberikan waktu bagi kita untuk menambah banyaknya bekal yang akan kita bawa kelak. Tempatkanlah kecintaanmu kepada suami dan keluargamu tetap berada di bawah kecintaanmu kepada Allah dan Rasul-Nya. Kasih sayang Allah jauh melebihi cinta dan kasih sayang makhluk apapun di dunia ini. Siapapun yang duluan dipanggilnya pada hakekatnya menuju kepada Sang Maha Rahman dan Rahim. Yang cinta dan kasih sayangnya tidak perlu disangsikan lagi.
Siapapun di dunia ini termasuk aku tentunya kepingin keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah itu tidak hanya berlangsung di dunia, tetapi berlanjut ke akherat kelak, Insya Allah. Karena alam akherat adalah kekal maka sudah semestinya kita mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Satu hal yang mungkin agak berbeda karena memang fitrahnya berbeda adalah keinginanmu agar kalau Allah memanggil salah satu dari kita, sebaiknya kita lanjutkan kehidupan tanpa orang lain di sisi kita. Aku tidak bisa menjawabnya, karena itu domain-Nya Allah. Rasullullah SAW setelah istri pertamanya meninggal barulah beliau menikah lagi. Itulah takdir Allah. Bahkan kalau boleh aku mengusulkan justru seandainya Allah memanggil salah satu dari kita, setelah masa idah tentunya silahkan lakukan sholat, mintalah petunjuk kepada Allah, apakah perlu kita lanjutkan kehidupan ini dengan orang lain, ataukah kita cukup bersendirian karena umur kita yang juga sudah tidak lagi muda.
Bisa jadi kehidupan berikutnya akan menjadi berkah tersendiri ketika kita tetap bersendirian atau bisa juga dengan hadirnya orang yang ditakdirkan Allah untuk mendampingi kita menjadikan bekal akhirat kita juga semakin banyak. Wallahu a’lam. Yang jelas serahkan sepenuhnya kepada kemurahan dan keadilan Allah. Karena kita semua hidup dalam bingkai takdirnya.
Sekali lagi yang ini aku tidak bisa menjawab karena aku tidak pernah tahu takdirku. Hanya aku ikuti maunya Allah saja. Walaupun aku tahu maksud judul yang engkau sodorkan kepadaku, tapi aku juga ingin mengatakan: "hal yang sama…" Wallahu a’lam. Ya Allah … berkahilah kehidupan kami di dunia, di alam barzah dan di akherat kelak.
MANUSIA DAN AKAL
Manusia dan Akal
Sabtu, 02/04/2011 07:03 WIB | email | print
Oleh Silvani
Manusia adalah makhluk Allah yang mulia. Allah memuliakan manusia dengan memberinya akal. Dengan akal manusia diangkat menjadi khalifah Allah di muka bumi. Dengan akal kita berpikir, memahami, dan mengambil pelajaran. Betapa banyak ayat tentang akal dalam al-Qur’an. "…Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berpikir.” (QS. Yunus [10] : 24). “….Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yasiin [36] : 68)
Namun sungguh sangat aneh, yang terjadi sekarang adalah setelah manusia menggunakan akalnya, dengan congkaknya manusia berkesimpulan bahwa Al-Qur’an tidak tepat!
Akal adalah ciptaan Allah, dan Al-Qur’an adalah wahyu Allah, tidak mungkin tak ada kesesuaian antara akal dan wahyu Allah. Logiskah kesimpulan manusia?
Ada seorang muslimah yang makan daging babi dan minum minuman keras. Ketika saya bertanya padanya mengapa dia melanggar larangan Allah yang jelas telah mengharamkan babi dan minuman keras, apa jawaban muslimah tersebut? Dia katakan bahwa larangan Allah memakan babi tidak masuk akal!
Pernah pula dalam suatu majelis ta’lim, seorang peserta menyatakan bahwa manusia harus bersikap kritis terhadap Al-Quran, karena Al-Quran sifatnya kontekstual, hanya sesuai dengan zamannya. Dan perbedaan yang sekarang terjadi di dunia adalah bukan suatu yang sesat, melainkan rahmat dari Allah. Astaghfirullah…
Betapa sering kita mendengar ucapan “Ayat ini tidak cocok lagi untuk zaman sekarang!”, “Hukum Islam ini tidak adil untuk wanita!”, atau ucapan “Ayat ini hanya diperuntukkan untuk masyrakat Arab, hanya cocok untuk budaya Arab saja!”
Sungguh aneh. Akal, perangkat penting yang diciptakan Allah untuk manusia hanya dipergunakan manusia untuk mengingkari ayat-ayat Allah, membuat manusia jauh dari Allah, membuat manusia berpaling dari Allah!
Bagaimana mungkin, kita mau Islam tapi kita mengingkari ayat Allah. Kita mau Islam, tapi kita tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.” (QS. al-Haaqqah [69] : 30-33)
Dr. M. Ratib al-Nabulsi dalam bukunya memberikan perumpamaan sebagai berikut: Apabila kita membeli perangkat elektronik yang sangat canggih, mahal, dan memiliki fungsi yang besar, maka kita akan melihatnya dengan sangt antusias, dan sangat antusias pula membaca buku manual yang diterbitkan oleh pihak produsen. Kita sangat serius membacanya, menerjemahkannya, memahaminya dan mempraktekkan petunjuk-petunjuknya dengan sangat detail. Dengan sangat hati-hati kita menjaga alat elektronik yang canggih tersebut.
Demikian pula manusia. Manusia adalah perangkat tercanggih di seluruh alam semesta. Di dalam sel-sel, struktur tubuh, organ tubuh manusia terdapat kerumitan dan kecanggihan yang luar biasa. Di dalam manusia terdapat jiwa dengan berbagai insting dan dan perasaanyang teramat rumit. Ilmuwan paling jenius sekalipun tidak akan mampu memahami cara kerja tubuh dan jiwa manusia yang sangat rumit dan canggih ini.
Dan sekarang, manusia, membutuhkan buku manual dari Pencipta-Nya! Buku manual sebagai pegangan hidupnya, dan buku manual itu adalah Al-Qur’an! Al-Qur’an diturunkan Allah untuk kemaslahatan manusia, ciptaan-Nya!
Al-Qur’an adalah kebenaran mutlak, ia datang dari Allah yang Maha Sempurna. Hasil berpikir akal yang bertentangan dengan Al-Qur’an jelas salah. Allah SWT berfirman “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (QS. Fushshilat [41] : 42)
Manusia adalah hamba Allah. Tugas seorang hamba adalah menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segalalarangan-Nya. Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. az-Zariyaat [51] : 56)
Tapi sekarang manusia bersikap seakan manusia bukan hamba Allah. Ketika Allah memerintahkan dan melarang suatu hal, manusia berpaling dan ingkar, padahal sejatinya perintah dan larangan Allah adalah untuk kebaikan manusia.
Tidak cukupkah bagi kita ketika Allah berfirman kuperintahkan hal ini kepadamu, lantas kita segera menaati-Nya? Tanpa perlu lagi kita bertanya Mengapa? Apa alasannya? Apa relevansinya?
Saudaraku, gunakan akal kita untuk mengenal-Nya, untuk merenungi hasil ciptaaan-Nya. Gunakan akal kita untuk bersungguh-sungguh mendekat kepada-Nya, hingga iman kita kepada Allah semakin bertambah. Gunakan Al-Qur’an untuk memvonis akal, bukan sebaliknya.
Wallahu a’lam bishshawaab.
Sabtu, 02/04/2011 07:03 WIB | email | print
Oleh Silvani
Manusia adalah makhluk Allah yang mulia. Allah memuliakan manusia dengan memberinya akal. Dengan akal manusia diangkat menjadi khalifah Allah di muka bumi. Dengan akal kita berpikir, memahami, dan mengambil pelajaran. Betapa banyak ayat tentang akal dalam al-Qur’an. "…Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berpikir.” (QS. Yunus [10] : 24). “….Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yasiin [36] : 68)
Namun sungguh sangat aneh, yang terjadi sekarang adalah setelah manusia menggunakan akalnya, dengan congkaknya manusia berkesimpulan bahwa Al-Qur’an tidak tepat!
Akal adalah ciptaan Allah, dan Al-Qur’an adalah wahyu Allah, tidak mungkin tak ada kesesuaian antara akal dan wahyu Allah. Logiskah kesimpulan manusia?
Ada seorang muslimah yang makan daging babi dan minum minuman keras. Ketika saya bertanya padanya mengapa dia melanggar larangan Allah yang jelas telah mengharamkan babi dan minuman keras, apa jawaban muslimah tersebut? Dia katakan bahwa larangan Allah memakan babi tidak masuk akal!
Pernah pula dalam suatu majelis ta’lim, seorang peserta menyatakan bahwa manusia harus bersikap kritis terhadap Al-Quran, karena Al-Quran sifatnya kontekstual, hanya sesuai dengan zamannya. Dan perbedaan yang sekarang terjadi di dunia adalah bukan suatu yang sesat, melainkan rahmat dari Allah. Astaghfirullah…
Betapa sering kita mendengar ucapan “Ayat ini tidak cocok lagi untuk zaman sekarang!”, “Hukum Islam ini tidak adil untuk wanita!”, atau ucapan “Ayat ini hanya diperuntukkan untuk masyrakat Arab, hanya cocok untuk budaya Arab saja!”
Sungguh aneh. Akal, perangkat penting yang diciptakan Allah untuk manusia hanya dipergunakan manusia untuk mengingkari ayat-ayat Allah, membuat manusia jauh dari Allah, membuat manusia berpaling dari Allah!
Bagaimana mungkin, kita mau Islam tapi kita mengingkari ayat Allah. Kita mau Islam, tapi kita tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar.” (QS. al-Haaqqah [69] : 30-33)
Dr. M. Ratib al-Nabulsi dalam bukunya memberikan perumpamaan sebagai berikut: Apabila kita membeli perangkat elektronik yang sangat canggih, mahal, dan memiliki fungsi yang besar, maka kita akan melihatnya dengan sangt antusias, dan sangat antusias pula membaca buku manual yang diterbitkan oleh pihak produsen. Kita sangat serius membacanya, menerjemahkannya, memahaminya dan mempraktekkan petunjuk-petunjuknya dengan sangat detail. Dengan sangat hati-hati kita menjaga alat elektronik yang canggih tersebut.
Demikian pula manusia. Manusia adalah perangkat tercanggih di seluruh alam semesta. Di dalam sel-sel, struktur tubuh, organ tubuh manusia terdapat kerumitan dan kecanggihan yang luar biasa. Di dalam manusia terdapat jiwa dengan berbagai insting dan dan perasaanyang teramat rumit. Ilmuwan paling jenius sekalipun tidak akan mampu memahami cara kerja tubuh dan jiwa manusia yang sangat rumit dan canggih ini.
Dan sekarang, manusia, membutuhkan buku manual dari Pencipta-Nya! Buku manual sebagai pegangan hidupnya, dan buku manual itu adalah Al-Qur’an! Al-Qur’an diturunkan Allah untuk kemaslahatan manusia, ciptaan-Nya!
Al-Qur’an adalah kebenaran mutlak, ia datang dari Allah yang Maha Sempurna. Hasil berpikir akal yang bertentangan dengan Al-Qur’an jelas salah. Allah SWT berfirman “Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." (QS. Fushshilat [41] : 42)
Manusia adalah hamba Allah. Tugas seorang hamba adalah menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segalalarangan-Nya. Allah menegaskan dalam firman-Nya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. az-Zariyaat [51] : 56)
Tapi sekarang manusia bersikap seakan manusia bukan hamba Allah. Ketika Allah memerintahkan dan melarang suatu hal, manusia berpaling dan ingkar, padahal sejatinya perintah dan larangan Allah adalah untuk kebaikan manusia.
Tidak cukupkah bagi kita ketika Allah berfirman kuperintahkan hal ini kepadamu, lantas kita segera menaati-Nya? Tanpa perlu lagi kita bertanya Mengapa? Apa alasannya? Apa relevansinya?
Saudaraku, gunakan akal kita untuk mengenal-Nya, untuk merenungi hasil ciptaaan-Nya. Gunakan akal kita untuk bersungguh-sungguh mendekat kepada-Nya, hingga iman kita kepada Allah semakin bertambah. Gunakan Al-Qur’an untuk memvonis akal, bukan sebaliknya.
Wallahu a’lam bishshawaab.
apa harus seorang guru....?
“Mba, saya inginnya calon istri saya nanti adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai guru.” Jelas sahabatku via telepon pagi itu.
“Kenapa begitu?” saya balik bertanya.
“Karena pekerjaan guru sangat mulia, dan seorang guru itu harus sabar, memiliki sifat keibuan, penyayang dan itu penting untuk mendidik calon anak-anak saya kelak.” Jawabnya cepat.
Saya pun tersenyum. “Amin. Semoga Allah mengabulkan keinginanmu.” Timpal saya.
Tergelitik hati saya saat mendengar keinginan sahabat saya. Dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, meskipun baru kenal dalam hitungan bulan, tapi saya dan dia memiliki hampir banyak kesamaan. Akhirnya, dia pun tak segan bercerita pada saya. Saya pun demikian. Akan sangat terbuka untuk mendengar ceritanya.
Kali ini, lagi-lagi masalah tentang pernikahan. Tak bosan telinga ini mendengar cerita tentang mereka yang semangat ingin mengikuti sunnah Rasul-Nya. Termasuk sahabat saya itu. Diskusi kami disela-sela pekerjaan kami adalah tentang hal yang satu ini.
Ya, tentang menikah. Seperti pasar yang selalu ramai, tak pernah sepi pengunjung, maka topik ini pun selalu hangat untuk dibicarakan orang. Tak terkecuali para sahabat-sahabat saya. Mereka yang masih sendiri pasti bersemangat untuk membicarakan tentang kriteria dan impian mereka masing-masing di masa depan bersama orang yang kelak mendampingi.Tak ada yang salah memang. Impian itu doa, menurut saya.
Kini yang hadir dalam benak saya adalah, apa hanya seorang guru yang memiliki kesabaran? Apa hanya guru yang memiliki sifat kewanitaan dan keibuan lebih banyak? Saya pun mencoba berpikir bijak. Mungkin benar adanya, jika seorang guru harus bahkan wajib memiliki sifat penyabar untuk menghadapi setiap karakter muridnya yang bukan anak kandungnya sendiri. Benar juga jika guru adalah pekerjaan yang mulia. Tak salah juga jika seseorang yang profesinya menjadi guru harus lemah lembut dalam bertutur kata, baik akhlaknya, penyayang, adil, dan sebagainya. Dan itu semua tergolong dalam sifat keibuan.
Lalu pertanyaan saya berikutnya adalah, jika kita lihat sosok ibu kita di masa lalu, berpuluh-puluh tahun silam, apakah ibu kita berprofesi sebagai seorang guru? Mungkin jawabannya bisa ya atau tidak. Lalu darimana sifat keibuan, penyabar, dan penyayang yang dimiliki oleh ibu kita, sehingga kita bisa berdiri seperti ini? Dan sifat itulah yang selalu kita rindukan dari sosok ibu kita. Padahal mungkin, ibu kita dulunya bukan seorang guru. Tapi ibu kita berhasil meraih itu semua sebagai bekal mendidik kita hingga seperti ini.
Subhanallah! Saya tidak menyalahkan siapa pun yang berazam ingin memiliki pendamping hidup dengan profesi seorang guru. Tapi hendaknya menanamkan keyakinan, bahwa seorang wanita, sudah pasti akan mewarisi sifat Alloh yang Maha Rahman dan Rahiim, serta Maha Penyabar melebihi kaum adam. Tak perlu diragukan lagi. Apa pun profesi atau pekerjaannya, yakin sajalah pada Alloh, jika suatu hari menikah dengan wanita yang baik agamanya, maka Alloh titipkan sifatNya pada wanita itu.
Hari esok adalah hal yang ghoib bagi kita. Perbaikilah kualitas diri kita di hadapanNya. Sehingga kelak saat waktu tepat itu tiba, Alloh pun akan menitipkan seorang istri yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kita.
Wallohu’alam bis showab.
“Kenapa begitu?” saya balik bertanya.
“Karena pekerjaan guru sangat mulia, dan seorang guru itu harus sabar, memiliki sifat keibuan, penyayang dan itu penting untuk mendidik calon anak-anak saya kelak.” Jawabnya cepat.
Saya pun tersenyum. “Amin. Semoga Allah mengabulkan keinginanmu.” Timpal saya.
Tergelitik hati saya saat mendengar keinginan sahabat saya. Dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri, meskipun baru kenal dalam hitungan bulan, tapi saya dan dia memiliki hampir banyak kesamaan. Akhirnya, dia pun tak segan bercerita pada saya. Saya pun demikian. Akan sangat terbuka untuk mendengar ceritanya.
Kali ini, lagi-lagi masalah tentang pernikahan. Tak bosan telinga ini mendengar cerita tentang mereka yang semangat ingin mengikuti sunnah Rasul-Nya. Termasuk sahabat saya itu. Diskusi kami disela-sela pekerjaan kami adalah tentang hal yang satu ini.
Ya, tentang menikah. Seperti pasar yang selalu ramai, tak pernah sepi pengunjung, maka topik ini pun selalu hangat untuk dibicarakan orang. Tak terkecuali para sahabat-sahabat saya. Mereka yang masih sendiri pasti bersemangat untuk membicarakan tentang kriteria dan impian mereka masing-masing di masa depan bersama orang yang kelak mendampingi.Tak ada yang salah memang. Impian itu doa, menurut saya.
Kini yang hadir dalam benak saya adalah, apa hanya seorang guru yang memiliki kesabaran? Apa hanya guru yang memiliki sifat kewanitaan dan keibuan lebih banyak? Saya pun mencoba berpikir bijak. Mungkin benar adanya, jika seorang guru harus bahkan wajib memiliki sifat penyabar untuk menghadapi setiap karakter muridnya yang bukan anak kandungnya sendiri. Benar juga jika guru adalah pekerjaan yang mulia. Tak salah juga jika seseorang yang profesinya menjadi guru harus lemah lembut dalam bertutur kata, baik akhlaknya, penyayang, adil, dan sebagainya. Dan itu semua tergolong dalam sifat keibuan.
Lalu pertanyaan saya berikutnya adalah, jika kita lihat sosok ibu kita di masa lalu, berpuluh-puluh tahun silam, apakah ibu kita berprofesi sebagai seorang guru? Mungkin jawabannya bisa ya atau tidak. Lalu darimana sifat keibuan, penyabar, dan penyayang yang dimiliki oleh ibu kita, sehingga kita bisa berdiri seperti ini? Dan sifat itulah yang selalu kita rindukan dari sosok ibu kita. Padahal mungkin, ibu kita dulunya bukan seorang guru. Tapi ibu kita berhasil meraih itu semua sebagai bekal mendidik kita hingga seperti ini.
Subhanallah! Saya tidak menyalahkan siapa pun yang berazam ingin memiliki pendamping hidup dengan profesi seorang guru. Tapi hendaknya menanamkan keyakinan, bahwa seorang wanita, sudah pasti akan mewarisi sifat Alloh yang Maha Rahman dan Rahiim, serta Maha Penyabar melebihi kaum adam. Tak perlu diragukan lagi. Apa pun profesi atau pekerjaannya, yakin sajalah pada Alloh, jika suatu hari menikah dengan wanita yang baik agamanya, maka Alloh titipkan sifatNya pada wanita itu.
Hari esok adalah hal yang ghoib bagi kita. Perbaikilah kualitas diri kita di hadapanNya. Sehingga kelak saat waktu tepat itu tiba, Alloh pun akan menitipkan seorang istri yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kita.
Wallohu’alam bis showab.
Senin, 28 Maret 2011
sampai kapan
Telah lama aku,
lama mengenalmu,
lama menantimu ikuti arusmu.
Berhenti sejenak dan lihatlah aku,
Berhenti sejenak dan lihatlah aku,
beri kejelasan tentang perasaan.
Maukah kau tau d dlm hatiku lama menantimu sampai kapan.?.
Apakah kau tau y6 lama ku tau,lama menantimu sampai kapan.?.
Kau tau y6 ku mau sampai kapankah kau mengertikan aku.?.
Maukah kau tau d dlm hatiku lama menantimu sampai kapan.?.
Apakah kau tau y6 lama ku tau,lama menantimu sampai kapan.?.
Kau tau y6 ku mau sampai kapankah kau mengertikan aku.?.
Langganan:
Postingan (Atom)